Tugas 2 softskill Bahasa Indonesia 2
1. Karangan Ilmiah dan
Non Ilmiah
a.
Pengertian,
Macam, Sifat, dan Bentuk Karangan
Pengertian karangan
Karangan adalah suatu karya tulis
dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui
bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami
Sifat karangan
– Manusiawi : Ungkapan pemikiran
manusia dengan tulisan yang hanya di miliki oleh manusia tersebut.
–
Pribadi : Di saat proses menulis karangan
tersebut hanya bias dilakukan oleh satu orang dan hasil dari penulisan karangan
tersebut adalah cerminan kepribadian satu orang.
Karangan ilmiah
adalah suatu tulisan yang didalamnya membahas suatu masalah yang dilakukan
berdasarkan penyedikan, pengamatan, pengumpulan data yang dapat dari suatu
penelitian,baik penelitian lapangan, tes labolatorium ataupun kajian pustaka
dan dalam memaparkan dan menganalisis datanya harus berdasarkan pemikiran
ilmiah,yang dikatakan dengan pemikiran ilmiah disini adalah pemikiran yang
logis dan empiris.
Karangan nonilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.
Karya ilmiah populer merupakan karya ilmiah yang bentuk, isi, dan bahasanya menggunakan
kaidah-kaidah keilmuan, serta disajikan dalam bahasa yang santai dan mudah
dipahami oleh masyarakat awam.
b.
Ciri-ciri
Karangan Ilmiah
Ciri-ciri karangan ilmiah yaitu:
1.
Sistematis,
artinya mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan,
klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya;
2.
objektif,
artinya pembahasan suatu hasil penelitian sesuai dengan yang
diteliti.;
3.
cermat, tepat, dan
benar;
4.
tidak persuasif;
5.
tidak argumentatif;
6.
tidak emotif;
7.
netral, artinya tidak
mengejar keuntungan sendiri atau pihak tertentu;
8.
tidak
melebih-lebihkan sesuatu
c.
Ciri-ciri
Karangan Non Ilmiah
Ciri-ciri karangan nonilmiah:
a. ditulis berdasarkan fakta pribadi,
b. fakta yang disimpulkan subyektif,
c. gaya bahasa konotatif dan populer,
d. tidak memuat hipotesis,
e. penyajian dibarengi dengan sejarah,
f. bersifat imajinatif,
g. situasi didramatisir, dan
h. bersifat persuasif.
a. ditulis berdasarkan fakta pribadi,
b. fakta yang disimpulkan subyektif,
c. gaya bahasa konotatif dan populer,
d. tidak memuat hipotesis,
e. penyajian dibarengi dengan sejarah,
f. bersifat imajinatif,
g. situasi didramatisir, dan
h. bersifat persuasif.
d.
Ciri-ciri
Karangan Ilmiah Populer
ciri-ciri karya ilmiah populer menurut Hakim (2004 : 57)
diurutkan sebagai berikut :
1.
Bahan berupa fakta
yang objektif.
2.
Penyajian menggunakan
bahasa yang cermat, tidak terlalu formal tapi tetap taat asas, disusun secara
sistematis, serta tidak memuat hipotesis.
3.
Sikap penulis tidak
memancing pertanyaan-pertanyaan yang meragukan.
4.
Penyimpulan dilakukan
dengan memberikan fakta.
2.
Metode Ilmiah
a.
Pengertian
Metode Ilmiah
Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah
adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan
penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah
adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.” Metode ilmiah merupakan suatu
prosedur (urutan langkah) yang harus dilakukan untuk melakukan suatu proyek
ilmiah (science project).
Menurut Wikipedia
bahasa Indonesia, Metode
ilmiah atau proses ilmiah (scientific
method) merupakan
proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan
bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam
usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan
hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis
lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori
ilmiah.
b.
Tujuan
Penulisan Metode Ilmiah
1. Untuk meningkatkan
keterampilan, baik dalam menulis, menyusun, mengambil kesimpulan maupun dalam
menerapkan prinsip-prinsip yang ada.
2. Untuk meningkatkan pemahaman
penulisan dangan mekanisme yang telah ditentukan.
3. Merupakan suatu pengejaran
terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan -pertimbangan logis.
4. Untuk mencari ilmu
pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data yang
relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan
kesimpulan.
5. Mendapatkan pengetahuan
ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat
diandalkan.
c.
Sikap
Ilmiah
Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri
seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah
untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula.
Beberapa sikap ilmiah yang bisa didapat saat melaksanakan metode penulisan
ilmiah adalah sebagai berikut :
1.
Pengembangan rasa
ingin tahu yang tinggi terhadap suatu data.
2.
Mengembangkan sikap
obyektif atau menghindari keberpihakan dalam melakukan penelitian.
3.
Terbuka artinya dapat
menerima pandangan atau gagasan orang lain.
4.
Bersikap berhati-hati
dalam mengambil keputusan /kesimpulan suatu data.
5.
Jujur dan tekun dalam
meneliti data.
d.
Langkah-langkah
Penulisan Ilmiah
1. Merumuskan
Masalah
2. Merumuskan
Hipotesis
3. Mengumpulkan
Data
4. Menguji
Hipotesis
5. Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan
metode statistik
6. Kesimpulan
7. Menulis laporan Ilmiah
3. Penalaran dan
Penyusunan dalam Sintesis Karangan Ilmiah
A. Pengertian Menulis
Menulis itu dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan
penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat
atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam sebuah
tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yag dapat dilihat
dan disepakati pemakainya.
Dengan demikian, dalam komunikasi tulis paling tidak
terdapat empat unsur yang terlibat yaitu:
1.
Penulis sebagai
penyampai pesan
2.
Pesan atau isi
tulisan
3.
Saluran atau media
berupa tulisan
4.
Pembaca sebagai
penerima pesan
B. Penlaran Induktif dan Deduktif dalam Karya Ilmiah
1. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif menggunakan bentuk bernalar deduksi.
Deduksi yang berasal dari kata de dan ducere, yang berarti proses penyimpulan
pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum atau universal. Perihal
khusus tersebut secara implisit terkandung dalam yang lebih umum. Maka, deduksi
merupakan proses berpikir dari pengetahuan universal ke singular atau
individual.
Penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasarkan
suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan
premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut.
Artinya, apa yang dikemukakan dalam kesimpulan sudah tersirat dalam premisnya.
Jadi, proses deduksi sebenarnya tidak menghasilkan suatu konsep baru, melainkan
pernyataan atau kesimpulan yang muncul sebagai konsistensi premis-premisnya.
Contohnya dalam menggunakan preposisi spesifik seperti:
1. Es ini dingin. (atau: Semua es yang pernah kusentuh dingin.)
2. Bola biliar bergerak ketika didorong tongkat. (atau: Dari seratus bola biliar yang didorong tongkat, semuanya bergerak.)
1. Es ini dingin. (atau: Semua es yang pernah kusentuh dingin.)
2. Bola biliar bergerak ketika didorong tongkat. (atau: Dari seratus bola biliar yang didorong tongkat, semuanya bergerak.)
2. Penalaran Induktif
Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang
diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang
dianggap dapat berlaku secara umum.
Perbedaan dari penalaran deduktif dan induktif adalah,
penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai
kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji
informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang
spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umum.
C. Pengertian Penyusunan Sintesis
Sintesis diartikan sebagai komposisi atau kombinasi
bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk satu kesatuan. Selain itu,
sintesis juga diartikan sebagai kombinasi konsep yang berlainan menjadi satu
secara koheren, dan penalaran induktif atau kombinasi dialektika dari tesis dan
antitesis untuk memperoleh kebenaran yang lebih tinggi. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2003) sintesis diartikan sebagai “paduan berbagai pengertian
atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras atau penentuan hukum yang
umum berdasarkan hukum yang khusus.”
Pengertian ini sejalan dengan pendapat Kattsoff (1986) yang
menyatakan bahwa maksud sintesis yang utama adalah mengumpulkan semua
pengetahuan yang dapat diperoleh untuk menyusun suatu pandangan dunia. Dalam
perspektif lain “sintesis” merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan
menyatakan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk
pola baru yang lebih menyeluruh. Kata kerja operasional yang dapat digunakan
adalah mengategorikan, mengombinasikan, menyusun, mengarang, menciptakan,
mendesain, menjelaskan, mengubah, mengorganisasi, merencanakan, menyusun
kembali, menghubungkan, merevisi, menyimpulkan, menceritakan, menuliskan,
mengatur.. Metode Sintesis Melakukan penggabungan semua pengetahuan yang
diperoleh untuk menyusun satu pandangan dunia.
KEMUDIAN BUATLAH:
1. Karangan ilmiah dan non ilmiah.
2. Menentukan metode ilmiah yang tepat dari
karangan ilmiah tersebut.
Menganalisis karangan ilmiah tersebut dan
menjelaskan aspek penalarannya, kemudian menentukan sintesis sebuah tulisan
ilmiah
contoh karangan ilmiah dan nonilmiah bisa dilihat diblog saya
Contoh Kasus Metode
Ilmiah Tentang Tumbuhan
Berikut ini
adalah contoh metode ilmiah biologi dan langkah-langkah metode ilmiah sederhana
:
I. Masalah
Pengaruh manusia sebagai
factor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan.
II. Rumusan Masalah
1. Apakah manusia berpengaruh terhadap
pertumbuhan tumbuhan ?
2. Bagaimana keadaan tumbuhan yang
dirawat secara baik oleh manusia, dan keadaan tumbuhan yang tidak dirawat ?
III. Observasi
· Mengamati tumbuhan yang selalu
dipelihara, dirawat, diberi air dan diberi pupuk oleh manusia, tumbuhan
tersebut tumbuh dengan subur.
IV. Hipotesis
· Mungkin tumbuhan akan tumbuh subur
oleh manusia.
V. Eksperimen
1. Tujuan :
· Untuk mengetahui pengaruh manusia
factor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan.
2. Alat dan bahan untuk melakukan
eksperimen tersebut :
· 2 pot ukuran sama
· 2 tanaman sejenis dan seukuran
· Tanah
· Pupuk
· Air
· Alat tulis
3. Cara Kerja :
· Isi pot 1 dengan tanah, tanaman, dan
pupuk lalu siram,
· Isi pot 2 dengan tanah, tanaman tanpa
di beri pupuk lalu disiram,
· Rawat tanaman dalam pot 1 secara
baik, sementara tanaman dalam pot 2 dibiarkan atau tidak dirawat,
· Amati tanaman dalam pot 1 dan pot 2 (
daun, batang, dahan ) lalu dibandingkan ke 2 tanaman tersebut.
VI. Kesimpulan
Setelah melakukan
eksperimen kemudian dengan mengamati tanaman tersebut selama beberapa hari
hasil yang saya dapat adalah :
· Tanaman pada pot 1 tumbuh dengan baik
dengan daun, batang, dan dahan tumbuh sempurna,
· Tanaman pada pot 2 tumbuh dengan sebaliknya, tumbuh dengan
tidak baik dengan daun, batang, dan dahan tidak tumbuh dengan sempurna bahkan
terlihat layu,
· Jadi, manusia sebagai factor luar
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan, baik tidak nya tumbuhan
tersebut tumbuh
Komentar